Awal saya mencoba distro linux Open Suse

02 April 2011

Sebenarnya ini adalah ketidak sengajaan saya untuk menjajal distro linux  Open Suse dimana sebelumnya saya telah mencoba distro-distro linux lainya seperti  Slaxware, Debian, Ubuntu, Mandriva, Redhat dan Centos. Ketidak sengajaan ini diawali ketika saya mengikuti workshop Virtualisasi dan Linux HA yang diadakan oleh dedengkotnya komunitas Open Suse Indonesia yaitu om Vavai yang juga merupakan duta Open Suse Indonesia. Pada awalnya saya kurang berminat untuk menjajal distro Open Suse meski berulang kali majalah InfoLinux yang saya langanakan sering menyertakan opensuse sebagai bonus OS pada DVD-nya. Ketidak minatan saya tersebut didasari bahwa Open Suse telah di akusisi perusahaan Novell yang berarti distro Open Suse tersebut sudah mulai mengarah ke komersil seperti juga anggapan yang sama saya terhadap distro Redhat dengan RHEL-nya. Namun Om Vavai coba menjelaskan bahwa Open Suse barulah akan menerapkan tarif bila kita menggunakan support yang diberikannya. Hal ini sama persis dengan ditro Redhat meski pada Redhat saya telah mendapatkan distro pengantinya yaitu Centos yang dikembangkan dari source yang sama RHEL.


Open Suse yang saya coba cicipi pada kesempatan tersebut adalah versi SUSE SLE 11 SP 1, dimana distro ini juga telah mendukung  server berskala enterprice seperti juga RHEL. Kemudahan instalasi dan telah mendukung penuh virtualisasi membuat saya makin tertarik untuk mencobanya lebih lanjut. Tools-tools konfigurasinya seperti YAST 2 memudahkan saya mengkonfigurasi server ber os Open Suse ini. Hal lainya yang menarik dengan Open Suse ini adalah ketika saya mecoba membuat remastering dimana pembuatanya dapat dilakukan dengan mudah melalui Suse Studio.

Hmmm...saya berfikir tidak ada salahnya untuk mencobakan ditro ini diinstalkan pada server-server yang saya kelola dan mudah-mudahan berjalan lancar pada saat implementasinya nanti.

0 komentar: